Jumat, 06 Februari 2009


Menyongsong Gerhana Matahari Cincin di Indonesia mengawali Tahun Astronomi Internasional 2009.


Tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional pencanangan kegiatan resminya mulai dilaksanakan pada 16 & 17 Jan 2009 dalam kongres di markas UNESCO : United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation di kota Paris; ternyata seolah mengistimewakan dunia astronomi Indonesia menyongsong akan terjadinya peristiwa Gerhana Matahari Cincin tanggal 26 Januari yad. Lintasan Gerhana Matahari Cincin : “Annular” akan melewati wilayah Propinsi Lampung, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan sebagian kawasan Utara wilayah Sulawesi Tengah. Gerhana Matahari Cincin adalah fenomena alam raya saat bola matahari tertutup bayang-bayang bulan hingga menyisakan tepian lingkaran menyerupai cincin bercahaya. Momen puncak gerhana akan berlangsung selama kurang dari 8 menit ---yakni 7 menit 54 detik--- saat-saat ketika bulan berposisi tepat di pusat sumbu diantara matahari dan bumi dengan bayang-bayang gerhana utama : “umbra” akan jatuh di permukaan Bumi selebar 280 km saat jarak sumbu bayang-bayang bulan dengan pusat bumi mencapai maksimum.
Permulaan kontak gempa dengan wilayah daratan Indonesia bermula di Tanjung Karang (Lampung) dengan fase cincin dimulai pukul 16.38 WIB dan puncak gerhana 16.41 WIB, dan fase cincin berakhir pada pukul 16.44 WIB. Sementara momen tergelincirnya matahari jelang gerhana berakhir berlangsung di Manado dengan awal gerhana (kontak I) mulai pukul 16.42 WITA dan puncak gerhana 17.49 WITA, dan akhir gerhana (kontak 4) pada pukul 18.50 WITA.

Ilmuwan astronomi Indonesia kini tengah menyiapkan sejumlah ekspedisi pengamatan yang dilaksanakan oleh Observatorium Bosscha - ITB, Unawe Indonesia, Planetarium Jakarta dan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta, LAPAN, serta Himpunan Mahasiswa Astronomi (Himastron) ITB. Tim Astronomi Observatorium Bosscha - ITB menyiapkan 2 lokasi pengamatan yakni di Anyer, Carita dan Serang di Propinsi Banten serta Pringsewu di Lampung Selatan. Pengamatan di lokasi Anyer dan sekitarnya akan dilaksanakan pihak Bosscha dengan penekanan pemasyarakatan dalam pengamatan ilmiah peristiwa gerhana dan penyuluhan pengamatan gerhana dengan aman khususnya bagi kalangan guru dan siswa sekolah menengah. Langkah pas yang sesuai dengan thema kegiatan astronomi “IYA 2009” : International Year of Astronomy 2009 yakni: “The Universe, Yours to Discover”.
Sejumlah ilmuwan astronomi dari l.n dari negara Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia pun berencana akan menyiapkan pos pengamatan tersendiri.
Warga masyarakat di kota besar yang berlokasi berdekatan dengan kawasan lintasan Gerhana Matahari Cincin ---semisal Jakarta dan Bandung tidak akan berkesempatan untuk menyaksikan cincin matahari dan sebatas hanya dapat menikmati gerhana sebagian : parsial--- Yang agaknya bakal menghadang keberhasilan pengamatan peristiwa gerhana kali ini yakni kendala cuaca mendung berawan dan hujan intensif mengikuti kondisi jelang puncak musim hujan di tanah air yang kemungkinan besar akan meniadakan terjadinya hari cerah yang ideal bagi kegiatan pengamatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar